06/08/2024. Fakultas Agama Islam Melaksanakan Seminar Pendidikan “Urgensi Literasi Baca Tulis Untuk Menciptakan Generasi Emas 2045”
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk berkumpul dalam acara yang mulia ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya. Seminar pendidikan dengan tema “Urgensi Literasi Baca Tulis Untuk Menciptakan Generasi Emas 2045”. Iqra’ yang kita angkat pada hari ini sangatlah relevan dengan kehidupan kita sebagai umat Islam. “Ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Ini menunjukkan betapa pentingnya membaca dalam Islam. Melalui Iqra’, kita diajak untuk terus menuntut ilmu, memperluas wawasan, dan meningkatkan kualitas diri. Dengan membaca, kita dapat memahami agama kita lebih dalam, mengenal dunia di sekitar kita, dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Mari kita jadikan semangat Iqra’ sebagai motivasi untuk terus belajar dan berbagi ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah dalam menjalankan perintah-Nya”. Ungkap Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Medan Area
Dalam era digital yang serba cepat ini, akses terhadap informasi begitu mudah. Namun, di balik banjirnya data yang kita hadapi setiap hari, ada satu kegiatan sederhana yang tetap relevan: membaca dan menulis. Kutipan “Dengan membaca kita akan tahu hampir seluruh isi dunia, dengan menulis berharap semoga penduduk dunia tahu siapa kita” Ungkap Prof. Dr. Mardianto, M.Pd menjadi pengingat akan pentingnya kedua aktivitas ini dalam memperkaya kehidupan kita. Membaca, bagaikan membuka jendela dunia yang luas. Melalui buku, artikel, atau bahkan sekadar unggahan di media sosial, kita dapat menjelajahi berbagai sudut pandang, budaya, dan ilmu pengetahuan. Imajinasi kita pun ikut terbang tinggi, menembus batas ruang dan waktu. Dengan membaca, kita tidak hanya memperoleh informasi, tetapi juga mengembangkan empati, critical thinking, dan kemampuan untuk menganalisis. Namun, sekadar menjadi pembaca pasif tidaklah cukup. Menulis adalah cara kita untuk turut serta dalam percakapan global. Ketika kita menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam tulisan, kita tidak hanya mengekspresikan diri, tetapi juga berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Tulisan kita dapat menjadi inspirasi, motivasi, atau bahkan pemicu perubahan.
Dalam konteks dunia yang semakin terhubung, kemampuan menulis dengan baik menjadi aset yang sangat berharga.Melalui tulisan, kita dapat membangun jaringan, memperluas pengaruh, dan bahkan mencapai tujuan-tujuan pribadi.Baik itu menulis blog, artikel, puisi, atau novel, setiap karya tulis memiliki potensi untuk menyentuh hati dan pikiran banyak orang. Prof. Dr. Mardianto, M.Pd seorang Guru Besar yang ahli dalam bidang teknologi pendidikan, mengatakan, “Membaca dan menulis adalah dua sisi mata uang yang sama. Keduanya saling melengkapi dan memperkuat. Dengan membaca, kita memperkaya kosakata dan wawasan, sedangkan dengan menulis, kita melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.” Dalam era informasi yang serba cepat ini, membaca dan menulis tetap menjadi aktivitas yang sangat penting. Dengan membaca, kita dapat memperluas pengetahuan dan wawasan, sedangkan dengan menulis, kita dapat mengekspresikan diri dan berbagi dengan orang lain. Mari kita jadikan membaca dan menulis sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, agar kita dapat menjadi individu yang lebih berpengetahuan, berdaya, dan bermanfaat bagi sesama.